Senin, 25 Februari 2013

motifasi biar hidup lebih berwarna

         “Senyuman dari Silza”
Aku baru sadar bahwa kebahagian itu sangat mudah dilakukan, bahkan hanya segaris senyum sudah bisa melakukan yang namanya kehagiaan seperti yang aku lihat hari ini. aku kadang berpikir kalau kebagiaan dan kesenangan yaitu, saat mempunyai benda mahal yang lagi trend atau hal yang sangat kita inginkan, dan  bisa tercapai. Namun itu salah. Itu benar-benar salah. Aku jadi ingat, kejadian tadi pagi saat aku disuruh beli nasi uduk oleh orangtuaku. Jujur saja aku sangat enggan dan malas untuk melaksanakan perintah ibuku itu. Dengan sedikit menggerutu, muka yang ditekuk dan amat kesal aku berangkat ke warung nasi yang tak jauh dari rumahku itu.
Disana ada silza, seorang gadis yang berusia 15 tahun. Ia tak sekolah juga tak bekerja. Ia hanya membantu ibunya berjualan nasi uduk. Dengan kaki yang diseret, ia mendorong gerobak dengan semangat, ibunya dibiarkan jalan dibelakangnya. Kaki silza memang mengalami kelainan ia tak bisa berjalan normal seperti kebanyakan orang, namun ia tetap mendorong gerobak nasi itu dengan senyuman yang mengembang. Saat tiba didepan sekolah ia memberentikan gerobak nasi itu.
Tanpa bicara ia melayani setiap pembeli dengan ramah, tentunya dengan senyuman yang mengembang, ia seperti tak berbeda dengan kebanyakan orang, padahal ia TAK BISA BICARA. Dengan gerakan tubuhnya ia berkomunikasi dengan para pembeli.
Saat aku datang dengan wajah kesal. Ia menepak pundakku. Ia beberapakali tersenyum. Senyuman yang iklas, dan mengembang. Meskipun wajahnya tak cantik namun dengan senyuman seperti itu ia terlihat manis, dengan senyumannya itu ia seperti mengajakku untuk membalas senyumannya. Aku baru sadar, saat melihat silza tersenyum dengan ramah, dengan segala keterbatasan yang dimilikinya, silza, seperti tak pernah mengeluh malah ia selalu menebar senyum  seakan ia tak berbeda denganku ataupun orang lain. Dari senyuman yang teduh itu, aku bisa menilai kalau ia sosok wanita ramah, ceria, dan iklas. Iklas menerima apa yang ditakdirkan tuhan untuknya. Aku jadi malu dengan diriku sendiri, karena aku untuk tersenyum saja sangat amat susah seperti melakukan hal yang sangat sulit. Padahal senyuman itu tidak susah, tidak perlu membayar, juga tak akan membuat sial kena kutukan. Senyuman itu hal yang sangat mudah dan sangat bermanfaat.  
Aku baru tau, segaris senyum bisa membuat orang lain senang. Dari pada muka penuh kerut karena menahan kesal.

Segitu dulu yah postingan dari aku, tar klo ada cerita yang laen yang menggugah lagi aku posting deh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar